Eh, bro, sis, pernah nggak sih kamu lagi asyik scroll LinkedIn, lihat teman seangkatan udah jadi manajer di perusahaan besar, terus tiba-tiba kamu melamun? Kamu mikir, “Kok dia bisa, ya? Sementara gue, tiap hari kerja dari pagi sampai malam, tapi kok rasanya stuck di sini-sini aja?” Rasanya kayak kamu lagi nyetir di jalan tol, tapi nggak tahu mau belok ke mana, dan kamu bertanya-tanya, apa ini yang disebut mencari tujuan karir?
Mencari Makna di Balik Kata “Pekerjaan”
Kita ini, generasi yang hidupnya serba cepat. Semua serba instan, termasuk ekspektasi kita. Kita pikir, asal dapat gaji besar, punya jabatan keren, dan kerja di perusahaan terkenal, pasti hidup akan bahagia. Nggak salah sih, tapi kenyataannya nggak semanis itu. Ada banyak dari kita yang punya gaji gede, tapi tiap pagi rasanya berat banget buat bangun dan berangkat ke kantor. Masalahnya, anggapan-anggapan itu nggak sesederhana yang kita pikir, lho.
Dulu, saya juga sempat mikir begitu. Otak saya terlanjur percaya kalau tugas utama dalam mencari tujuan karir itu cuma soal daftar jobdesc dan besaran gaji. Pokoknya, image-nya itu kaku banget. Padahal, dunia kerja sekarang jauh lebih dinamis. Ini bukan cuma soal apa yang kamu kerjakan, tapi juga soal kenapa kamu mengerjakan itu.
Intinya gini: kalau kamu lagi nyari cara biar kerjaanmu nggak cuma jadi rutinitas, tapi juga jadi passion yang bikin kamu semangat tiap hari, artikel ini pas banget buat kamu. Anggap aja ini semacam “pencerahan” di tengah kebuntuan karier.
7 Langkah Menemukan Arah Karier yang Bikin Kamu Merasa “Hidup”
Oke, langsung aja kita masuk ke intinya. Kenapa sih di tujuan karir itu kita nggak bisa cuma mengandalkan insting? Dan gimana caranya? Ini dia 7 langkahnya, versi saya yang fiktif ini:
- Menggali Diri: Kenali Nilai & Kekuatan Terdalammu. Ini mungkin yang paling penting. Stop cuma melihat apa yang orang lain lakukan. Ganti dengan, “Apa sih yang beneran gue suka? Kapan terakhir kali gue merasa happy banget pas ngerjain sesuatu?” Coba tuliskan tiga hal yang paling kamu kuasai dan tiga hal yang paling kamu nikmati. Dari situ, kamu bisa mulai melihat pola. Ini fondasi penting dalam membangun karir.
- Bukan Cuma Soal Gaji: Tentukan Apa yang Paling Kamu Hargai. Pernah nggak kamu ngalamin ini? Kamu kerja di perusahaan besar, gaji lumayan, tapi kok rasanya nggak ada artinya. Nah, itu tandanya kamu belum menemukan value kamu. Apakah kamu lebih menghargai fleksibilitas waktu, kesempatan belajar, atau dampak sosial dari pekerjaanmu? Tuliskan, lalu cari pekerjaan yang sejalan dengan value itu.
- Coba Hal Baru: Jangan Takut Eksplorasi (Bisa Jadi Kamu Jodoh sama Bidang Ini!). Jangan malas untuk mencoba hal baru. Kalau kamu seorang marketer, coba ikutan proyek yang berhubungan dengan data analysis. Kalau kamu freelancer, coba ambil proyek di luar zona nyamanmu. Siapa tahu, lewat mencoba hal-hal baru, kamu bisa menemukan tujuan karir yang selama ini kamu cari.
- Buat Roadmap Karier yang Jelas dan Terukur. Ini mungkin yang paling sering kita lewatin. Padahal, roadmap karier itu penting banget. Setelah tahu mau jadi apa, buat roadmap-nya. Tulis tujuanmu di kertas atau di notes HP, lalu tentukan langkah-langkah kecil untuk mencapainya. Ini akan membantu kamu tetap fokus dan nggak gampang nyerah.
- Jangan Jalan Sendirian: Manfaatkan Mentor & Lingkungan yang Tepat. Networking itu bukan cuma soal kenal banyak orang. Tapi, juga soal membangun hubungan. Cari orang yang sudah sukses di bidangmu, dan minta dia jadi mentormu. Jangan sungkan, guys. Mentormu bisa ngasih pandangan, feedback, dan bahkan ngebuka pintu kesempatan yang nggak pernah kamu duga.
- Belajar Berkata ‘Tidak’: Jangan Terjebak dalam Pleasure Lain. Kadang, kita terlalu baik dan nggak enak hati buat menolak. Akhirnya, pekerjaan kita jadi tumpukan tugas yang nggak relevan dengan tujuan karir kita. Belajarlah berkata ‘tidak’ pada hal-hal yang nggak sejalan dengan roadmap kariermu. Fokus pada hal yang benar-benar penting.
- Jangan Bandingkan Diri dengan Orang Lain: Setiap Orang Punya Jalannya Masing-Masing. Ini yang paling bikin stres. Berhenti membandingkan dirimu dengan teman-teman di medsos. Kamu nggak tahu cerita di baliknya. Fokus pada perkembangan diri kamu sendiri. Nikmati prosesnya, dan percaya kalau kamu ada di jalur yang benar.
Ketika “Masa Depan” Itu Berbentuk Bumerang
Ada satu kesalahan umum yang sering banget kita lakuin saat mencari tujuan karir. Kita terlalu fokus sama hasil akhirnya: “Gimana nanti gajinya?” atau “Apa kata orang-orang kalau gue ambil posisi ini?” Padahal, prosesnya itu yang paling penting.
Pernah nggak kamu ngalamin ini? Kamu terlalu mikirin masa depan sampai-sampai lupa menikmati prosesnya. Jadinya, bukannya termotivasi, kamu malah tertekan dan ketakutan. Padahal, yang bikin kita jadi orang hebat itu bukan cuma hasil akhirnya, tapi juga keringat dan air mata selama di perjalanan.
Saya punya cerita fiktif soal teman saya, sebut saja Rina. Rina ini dulunya sering bilang, “Ah, gue nggak bakal dapat kerjaan ini, saingannya banyak.” Dia pikir, itu cara terbaik untuk melindungi dirinya dari kekecewaan. Tapi, suatu hari, dia iseng ikut workshop tentang personal branding. Dia kaget, ternyata yang dia lakukan itu justru membuat dirinya jadi kecil dan nggak percaya diri.
Dari situ, Rina kayak dapat wake-up call. Dia sadar, ternyata yang dia lakukan itu bukan melindungi dirinya, tapi justru menghambat. Setelah kejadian itu, Rina memberanikan diri untuk mengubah cara bekerjanya. Dia mulai memperbaiki CV-nya, membuat cover letter personal untuk setiap perusahaan, dan berani aktif di LinkedIn. Dia juga membuat roadmap karier yang jelas dan mulai belajar skill baru di luar jam kerja. Dan tebak apa? Dia akhirnya dapat promosi impiannya.
Cerita Rina ini nunjukin kalau motivasi kita dalam tujuan karir itu penting banget. Kita nggak akan bisa bertahan di jalur yang berat kalau motivasinya cuma “uang” atau “gengsi.” Tapi, kalau motivasinya itu “ingin berkembang,” “ingin bermanfaat,” atau “ingin membuat perubahan,” kita bakal jauh lebih kuat.
Refleksi Penutup: Pertanyaan Penting untuk Diri Sendiri
Jadi, setelah baca semua ini, kamu sendiri… lebih sering jatuh di bagian mana? Apakah kamu terlalu fokus pada gaji dan lupa value? Atau kamu merasa nggak punya “modal” yang cukup untuk negosiasi gaji?
Kalau kamu mau mulai dari hal kecil, langkah pertamamu hari ini buat menemukan tujuan karir kira-kira apa? Coba tuliskan satu value yang paling kamu hargai, research tentang perusahaan impianmu, atau follow satu akun LinkedIn yang bisa menginspirasimu? Apapun itu, semoga langkah kecilmu hari ini bisa jadi lompatan besar di masa depan!
Baca juga: 5 Cara Menemukan Tujuan Karir Anda: Jangan Salah Jalan!