“Mungkin banyak yang mikir, ‘Ah, ini kan udah lewat. Udah vaksin, amanlah!’ Masalahnya, nggak sesederhana itu… Mengabaikan 5M Protokol Kesehatan sekarang itu ibaratnya punya smartphone pakai antivirus tapi tetap download aplikasi dari sumber nggak jelas. Risiko virusnya tetap ada, dan data pentingmu bisa lenyap!” “Waktu itu, saya juga sempat mikir begini: ‘Ah, ini kan udah hapal di luar kepala!’ Tapi coba deh, cek lagi, sudah benar semua belum? Kadang, yang udah hapal justru yang sering disepelekan. Yuk, kita refresh lagi 5M Protokol Kesehatan ini:”
Nah, kalau kamu pemilik UMKM yang omzetnya bisa anjlok kalau karyawannya sakit semua, freelancer yang butuh badan fit biar deadline nggak molor, atau marketer pemula yang aware banget sama image diri dan kesehatan komunitas, artikel ini pas banget buat kamu! Kita bakal menyegarkan ingatan dan motivasi lagi kenapa 5M Protokol Kesehatan ini bukan cuma tren musiman, tapi harus jadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup kita di era new normal ini. Dijamin, setelah baca ini, kamu bakal lebih aware dan makin sayang sama dirimu dan orang-orang di sekitarmu!
Kenapa Sih 5M Protokol Kesehatan Ini Penting Banget, Bahkan Sekarang?
Mungkin banyak yang mikir, “Ah, ini kan udah lewat. Udah banyak yang sembuh, virusnya juga udah nggak seganas dulu.” Masalahnya, banyak yang mikir, ‘Ah, udah vaksin ini, amanlah!’ Padahal, nggak sesederhana itu… Mengabaikan 5M sekarang itu ibaratnya kayak kamu punya smartphone yang udah dipasang antivirus, tapi kamu tetap aja download aplikasi dari sumber nggak jelas atau klik link phishing sembarangan. Risiko kena virusnya tetap ada, dan data-data pentingmu bisa lenyap!
Pandemi Belum Benar-Benar Usai
Mari kita jujur, status pandemi memang sudah dicabut, tapi bukan berarti virusnya lenyap ditelan bumi. Virus itu tetap ada, bermutasi, dan mencari inang baru. Anggap aja dia itu silent killer yang nggak kelihatan. Kita memang sudah lebih siap dengan vaksinasi dan sistem kesehatan yang lebih baik, tapi bukan berarti kita bisa sepenuhnya lengah. 5M Protokol Kesehatan ini tetap jadi benteng pertahanan paling dasar dan efektif untuk mencegah penularan yang tidak perlu.
Melindungi Diri Sendiri & Orang Terkasih
Ini poin paling penting, sih. Disiplin 5M itu bukan cuma buat nurutin aturan pemerintah atau biar nggak kena denda. Ini adalah bentuk self-love dan kepedulianmu sama orang-orang di sekelilingmu. Kamu mungkin merasa sehat dan kuat, tapi bagaimana dengan orang tua di rumah yang punya riwayat penyakit, adik kecilmu, atau temanmu yang sedang hamil? Kita nggak pernah tahu siapa yang rentan. Dengan menjaga diri, kamu juga otomatis menjaga mereka. Ibaratnya, ini kayak pakai seatbelt di mobil. Kamu mungkin driver jago, tapi kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Seatbelt itu pelindungmu dan orang di sampingmu.
Menjaga Produktivitas & Aktivitasmu
Coba deh bayangin kalau kamu tiba-tiba sakit karena nggak disiplin 5M. Pekerjaan jadi terbengkalai, meeting batal, deadline molor, project tertunda. Buat pemilik UMKM, ini bisa berarti kerugian finansial. Buat freelancer, bisa berarti reputasi buruk dan klien kabur. Buat marketer, bisa berarti ketinggalan tren dan campaign penting. Disiplin 5M Protokol Kesehatan itu investasi paling murah untuk menjaga badan tetap fit, pikiran tetap jernih, dan kamu tetap bisa produktif mengejar impianmu.
Belajar dari Pengalaman Lalu
Ingat nggak masa-masa lockdown atau WFH paksa yang bikin kita gerah di rumah terus? Antrean panjang tes PCR, berita duka setiap hari, rumah sakit penuh, ekonomi yang melambat. Itu semua terjadi karena virus menyebar dengan cepat dan kita belum sepenuhnya siap. Sekarang kita sudah punya ilmunya, sudah tahu cara melindunginya. Jangan sampai terulang lagi, kan? 5M Protokol Kesehatan ini adalah pelajaran berharga yang harus terus kita ingat.
Bongkar Satu Per Satu: Esensi dari 5M Protokol Kesehatan
Waktu itu, saya juga sempat mikir begini: ‘Ah, ini kan udah hapal di luar kepala!’ Tapi coba deh, cek lagi, sudah benar semua belum? Kadang, yang udah hapal justru yang sering disepelekan. Yuk, kita refresh lagi 5M ini:
1. Memakai Masker
Ini tameng utamamu dari droplet. Masker itu kayak kaca helm yang melindungi muka kita dari debu.
- Fungsi: Mencegah droplet (percikan air liur) keluar saat kamu batuk, bersin, atau bicara, dan juga mencegah droplet orang lain masuk ke hidung/mulutmu.
- Jenis: Pilih masker medis, atau masker kain 3 lapis yang pas di wajah.
- Cara Pakai: Pastikan menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan rapat. Jangan ditaruh di dagu, di leher, apalagi sampai ngangkang di pipi! Fungsinya hilang semua kalau gitu.
- Kapan: Wajib di keramaian, di dalam ruangan publik (mall, kantor, transportasi umum), atau saat kamu merasa kurang sehat.
2. Mencuci Tangan dengan Sabun/Hand Sanitizer
Tangan itu ibarat pintu gerbang virus masuk ke tubuh.
- Kenapa Penting: Virus dan bakteri bisa menempel di tangan kita setelah menyentuh berbagai permukaan. Kalau tangan kotor menyentuh muka (hidung, mulut, mata), ya sudah, pintu terbuka lebar!
- Teknik: Cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun dan air mengalir. Gosok sela-sela jari, punggung tangan, dan kuku. Jangan cuma asal basah.
- Hand Sanitizer: Ini penyelamat kalau air dan sabun nggak ada. Pastikan kandungan alkoholnya minimal 60%.
- Kapan: Setelah batuk/bersin, setelah dari toilet, sebelum makan, setelah menyentuh benda di tempat umum, atau setelah bepergian.
3. Menjaga Jarak
Ini soal personal space yang aman dari droplet yang melayang.
- Konsep: Usahakan jaga jarak minimal 1 sampai 2 meter dari orang lain, apalagi saat ngobrol.
- Pentingnya: Droplet dari batuk atau bersin bisa terbang sampai jarak tertentu. Kalau terlalu dekat, risiko kamu kena atau menularkan jadi lebih tinggi. Ini penting banget di antrean, lift, atau tempat yang ramai.
4. Menjauhi Kerumunan
Kerumunan itu ibarat “pesta” buat virus.
- Risiko: Semakin banyak orang di satu tempat, semakin tinggi potensi penularan dan semakin sulit menjaga jarak.
- Tips: Hindari tempat-tempat yang sangat padat kalau tidak ada keperluan mendesak. Kalau memang harus ke kerumunan, pastikan 5M lainnya tetap ketat.
5. Mengurangi Mobilitas
Ini tentang meminimalkan perjalanan yang tidak perlu.
- Fungsi: Semakin sedikit kamu bepergian, semakin kecil kemungkinan kamu terpapar virus atau membawa virus ke tempat lain.
- Tips: Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan. Kalau bisa WFH, WFH lah. Kalau bisa belanja online, ya belanja online. Ini bukan berarti nggak boleh jalan-jalan sama sekali, tapi lebih ke “mempertimbangkan urgensi”.
Kesalahan Umum yang Sering Kita Lakukan Saat Menerapkan 5M Protokol Kesehatan
Pernah nggak sih kamu lihat orang pakai masker tapi hidungnya kelihatan? Atau malah kamu sendiri yang kadang gitu? Nah, ini dia beberapa “dosa” 5M yang sering nggak disadari:
- Masker Ngangkang atau Dipakai di Dagu: Ini kayak pakai helm tapi tali dagunya nggak dikunci. Nggak ada gunanya! Hidung dan mulut adalah gerbang utama virus.
- Malas Cuci Tangan Setelah Sentuh Benda Umum: Pegang gagang pintu, tombol lift, pegangan eskalator, terus langsung makan atau usap mata. Bahaya!
- Abai Jarak Saat Ngobrol Asyik: Saking asyiknya ngobrol sama teman, lupa kalau muka udah dempet-dempetan. Virusnya bisa “lompat” dengan mudah, lho!
- Tetap Ngotot ke Acara Ramai yang Tidak Penting: Padahal cuma penasaran atau FOMO (Fear of Missing Out). Padahal risiko di keramaian itu tinggi banget.
- Anggapan “Sudah Divaksin, Jadi Kebal”: Ini yang paling fatal! Vaksin memang sangat efektif mengurangi risiko sakit parah dan kematian, tapi bukan berarti kamu kebal 100% dari penularan. Kamu masih bisa terinfeksi (walau gejalanya ringan) dan menularkan ke orang lain. Vaksin itu pelindung utama, tapi 5M itu benteng pertahanan paling awal. Keduanya harus jalan bareng!
Tips Praktis Agar Disiplin 5M Protokol Kesehatan Jadi Kebiasaan Baru Kita
Kalau kamu mikir ini ribet, sini deh, kita kasih bocoran cara biar gampang!
- Jadikan Reminder di HP: Bikin alarm atau reminder sederhana di smartphone kamu untuk: “Cek masker!” atau “Cuci tangan setelah sampai tujuan!”. Lama-lama bakal jadi kebiasaan kok.
- Sedia Masker Cadangan & Hand Sanitizer: Selalu taruh di tas, di mobil, di laci meja kerja, atau bahkan di saku jaket. Dengan begitu, kamu nggak punya alasan lagi buat nggak pakai atau cuci tangan.
- Visualisasikan Manfaatnya: Setiap kali kamu pakai masker atau cuci tangan, bayangkan kamu sedang melindungi dirimu dari sakit, agar bisa terus produktif, agar bisa terus nongkrong sama teman, atau bisa terus dampingi orang tua. Motivasi itu datang dari diri sendiri!
- Ajak Lingkungan Terdekat: Ajak keluarga atau teman untuk saling mengingatkan. “Eh, maskernya benerin!” atau “Sini, hand sanitizer!” Kadang, tekanan sosial dari orang terdekat justru lebih efektif.
- Tetap Fleksibel, Tapi Jangan Kendor: Tentu ada momen di mana kita nggak bisa 100% sempurna. Tapi, intinya adalah tetap menjaga kesadaran dan kembali ke track 5M secepatnya. Jangan karena sekali khilaf, jadi bablas semua.
Kisah Fiktif Mira: Dari Hampir Kena Corona ke Duta 5M Protokol Kesehatan
Kenalin, namanya Mira. Usianya 27 tahun, seorang freelancer desain grafis yang hobi banget nongkrong di kafe-kafe aesthetic dan datang ke konser musik. Dulu Mira lumayan cuek sama 5M, mikirnya “Ah, paling cuma flu biasa. Gue kan masih muda, imun kuat.” Dia sering lepas masker di kafe kalau lagi ngobrol sama teman, jarang cuci tangan kalau nggak habis makan, dan suka banget datang ke acara yang ramai.
Suatu pagi, Mira batuk-batuk nggak berhenti dan demam tinggi. Setelah tes, ternyata positif Corona. Untungnya gejala ringan dan dia cepat pulih setelah isolasi mandiri. Tapi pengalaman itu bikin dia kapok. Dia sempat merasa bersalah, “Jangan-jangan kemarin ada teman atau keluarga yang ketularan dari gue, ya?”
Sejak saat itu, Mira jadi sangat disiplin 5M Protokol Kesehatan. Dia nggak cuma pakai masker yang benar (selalu pakai masker medis, bukan cuma kain!), tapi juga selalu bawa hand sanitizer ke mana-mana, rajin cuci tangan setiap habis menyentuh sesuatu, dan lebih selektif datang ke keramaian. Kalaupun harus ke acara ramai, dia memastikan semua 5M-nya on. Bahkan, dia sering jadi “polisi” buat teman-temannya yang mulai kendor. “Eh, maskernya naikin dong!” atau “Ayo, pakai hand sanitizer dulu!” Mira menyadari, disiplin 5M itu bukan cuma aturan pemerintah, tapi bentuk self-love dan kepedulian sama orang lain. Ini adalah cara dia belajar dari pengalaman pahit.
Jadi, Sudah Siap Jadikan 5M Protokol Kesehatan Sebagai Bagian Tak Terpisahkan dari Hidupmu?
Gimana? Udah mulai nyambung lagi kan kenapa 5M Protokol Kesehatan ini penting banget? Ini bukan sekadar teori atau aturan yang memberatkan. Ini adalah bekal kita untuk tetap sehat, produktif, dan bisa beraktivitas di era new normal ini, tanpa harus dihantui rasa cemas atau takut sakit. Ini adalah bentuk self-care dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita. Ingat, it’s not over until it’s over.
Lalu, kamu sendiri… lebih sering jatuh di bagian mana? Apakah masih sering lupa pakai masker yang benar? Atau kadang malas cuci tangan? Nggak apa-apa kok kalau selama ini ada salah langkah atau khilaf. Yang penting, setelah baca ini, kamu jadi lebih aware dan tergerak untuk berubah!
Kalau kamu mau mulai dari hal kecil, apa langkah pertamamu hari ini? Mungkin cek stok masker cadanganmu? Atau download lagi aplikasi pengingat cuci tangan? Yuk, jangan kendor! Jadikan 5M Protokol Kesehatan sebagai tameng ampuh kita. Ingat, kesehatan kita itu investasi paling berharga, dan itu dimulai dari kebiasaan kecil kita setiap hari. Mari saling mengingatkan dan melindungi!
Baca juga : Bikin Hati Tenang & Pikiran Jernih! Ini Manfaat & Cara Memulai Jurnal Kesehatan Mental